21 November 2022
Weekly Market Review (21 November 2022) - What happened and What's Next (Apa yang terjadi dan apa selanjutnya)
Market update
- Indeks global ditutup beragam minggu lalu dengan indeks S&P 500 turun -0,7% WoW sedangkan MSCI Asia ex-Japan naik +1,7% WoW. Setelah keluarnya CPI US di bulan Oktober yang lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi consensus, Federal Reserve Bank of Saint Louis President James Bullard menyatakan bahwa Fed tetap harus menaikan suku bunga sampai dengan 5-7% untuk mengatasi inflasi yang tinggi. Kekhawatiran resesi untuk 2023 naik dengan bank sentral menyampaikan penyataan yang lebih hawkish. Dari sisi domestik, IHSG ditutup sedikit melemah, turun -0,1% WoW. Penguatan terutama terjadi pada sektor consumer non-cyclical +1,0% WoW. Sementara sektor yang mencatat kinerja terburuk adalah sektor infrastructure (-2,1% WoW) dan sektor basic materials (-2,1% WoW). Berita yang perlu diikuti minggu ini adalah: US klaim pengangguran awal, penjualan rumah baru; dan China loan prime rate.
- Rupiah melemah sebesar 1,3% WoW ke IDR 15.688, lebih buruk dibandingkan dengan kinerja mata uang negara EM lainnya. Di sisi lain, DXY menguat sebesar +0,6% WoW ke level 106,9.
- Pasar SUN ditutup beragam pada minggu lalu, setelah Bank Indonesia menaikkan suku bunga 7 days reverse repo rate sebesar 50bps. Pergerakan yield yang cukup signifikan terlihat pada SUN tenor 1 tahun, dimana yield untuk tenor tersebut naik sebesar 20bps. Secara bulanan, yield SUN 10 tahun terlihat menurun secara signifikan yaitu sebesar 41bps dari bulan sebelumnya. Per akhir minggu, yield SUN 10 tahun ditutup di 7,02% atau tidak berubah dari minggu sebelumnya
- Permintaan SUN pada lelang sukuk pada hari Selasa tercatat naik ke IDR11,5 triliun, atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan pemintaan lelang sebelumnya yang mencapai IDR4,3 triliun. Permintaan lelang terbesar datang dari tenor 11,4 tahun (PBS29), dimana tercatat incoming bid sebesar IDR6,3 triliun atau 55% dari total permintaan. Pemerintah akhirnya menyerap sebesar IDR 6 triliun.
- Berdasarkan data DJPPR per tanggal 4 Nov 2022, total kepemilikan asing untuk SBN mencapai IDR722,06 triliun atau 14,04%.
- Yield UST tercatat naik pada minggu lalu setelah anggota The Fed menilai kenaikan suku bunga masih akan berlanjut walaupun beberapa data ekonomi terakhir mengindikasikan tekanan inflasi mulai berkurang. Pergerakan yield terlihat terjadi pada tenor-tenor pendek, sedangkan yield UST 10 tahun terlihat sedikit naik sebesar 1bps ke level 3,83% di akhir minggu.
Global news
- PPI US naik +0,2% MoM di bulan Oktober, lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi sebesar +0,4% MoM.
- Penjualan retail US naik +0,3% MoM di bulan Oktober, lebih tinggi dibandingkan dengan ekspektasi sebesar +1,0% MoM.
- Produksi industri US turun -0,1% MoM di bulan Oktober, lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi sebesar +0,1% MoM.
- Penjualan rumah existing US mencatatkan penjualan 4,43mn atau turun -5,9% MoM, lebih tinggi dibandingkan ekspektasi sebesar -6,6% MoM.
- Klaim pengangguran awal US untuk minggu yg diakhiri tanggal 12 Nov-23 bertambah sebanyak 222.000, lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi sebesar 228.000 dan dari minggu sebelumnya sebesar 225.000.
- Produksi industri China naik 5,0% YoY di bulan Oktober, lebih rendah dibandingkan ekspektasi sebesar 5,3% YoY dan dibawah angka di bulan September sebesar +6,3% YoY.
Domestic News
- Indonesia mencatatkan surplus USD 5,7bn dalam neraca perdagangan bulan Oktober 2022, lebih tinggi dibandingkan dengan ekspektasi sebesar USD 4,5bn.
- BI menaikan suku bunga 7-day reverse repo sebesar 50bps, dari 4.75% menjadi 5.25%.
- Penjualan mobil mencatat 93.197 unit di bulan Oktober 2022, lebih rendah dibandingkan bulan September 2022 sebanyak 99.986 unit.
Calendar
November 2022