02 January 2023
Weekly Market Review (2 Januari 2023) - What happened and What's Next (Apa yang terjadi dan apa selanjutnya)
Market update
- Indeks global ditutup beragam minggu lalu menjelang libur Natal dan tahun baru 2023, indeks S&P 500 melemah sebesar -0,1%WoW sedangkan MSCI Asia ex-Japan menguat +0,5% WoW. Data ekonomi menunjukkan hasil yang bervariatif dimana PMI China menunjukan penurunan yang lebih dalam dibandingkan perkiraan pasar. Di lain sisi, klaim pengangguran AS untuk minggu yang diakhiri tanggal 24 Desember menunjukkan kenaikan sebesar 225k. Sedangkan di Asia, indeks yang masih kuat disebabkan oleh rencana re-opening China yang tetap dijadwalkan pada awal tahun 2023 walaupun kasus Covid-19 masih tinggi. Untuk komoditas, harga minyak dunia kembali mengalami kenaikan yang disebabkan oleh rencana Rusia dalam penghentian penjualan minyak kepada negara-negara yang mengikuti mekanisme pembatasan harga jual minyak dari Rusia. Rencana tersebut diperkirakan akan dijalankan pada bulan Februari 2023. Sementara di sisi domestik, IHSG mencatat penguatan sebesar +0,7% WoW didorong oleh sektor Properti (+2,7%) dan Infrastruktur (+1,6%). Sebaliknya, sektor Transportasi mengalami penurunan terdalam sebesar -0,9% WoW. Berita yang perlu diikuti minggu ini adalah: klaim pengangguran AS.
- Rupiah mengalami penguatan minggu lalu di level IDR 15.568, sejalan dibandingkan dengan mata uang EM lainnya. Sebaliknya, DXY kembali menunjukkan pelemahan sebesar -0,8% WoW ke level 103,5.
- Pasar SUN ditutup beragam pada minggu lalu, sejalan dengan volume transaksi yang tipis di penghujung tahun. Yield curve bergerak cenderung naik sekitar 4bps, dan SUN 10 tahun tercatat tutup masih di kisaran 6,83%-6,93%
- Berdasarkan data DJPPR per tanggal 29 Dec 2022, total kepemilikan asing untuk SBN mencapai IDR 762,36 triliun atau 14,36%.
- Kementrian Keuangan telah mengeluarkan jadwal lelang untuk 2023, dengan target IDR 275 triliun yang dibagi dalam 7 lelang konvensional dan 6 lelang sukuk. Lelang pertama akan diselenggarakan di 3 Januari 2023.
- Yield UST 10 tahun bergerak naik setelah pasar mulai menganalisa dampak kebijakan reopening di China dan arah kebijakan suku bunga The Fed. China membalikkan arah kebijakan zero covid policy yang diperkirakan akan menguntungkan ekonomi global, namun perubahan kebijakan ini disertai dengan naiknya kasus covid yang dapat menghambat perekonomian dalam jangka pendek. Per akhir minggu, yield UST 10 tahun ditutup di level 3,84% (+11bps WoW).
Global news
- Klaim pengangguran baru AS untuk minggu yang diakhiri tanggal 24 Desember menunjukkan kenaikan sebesar 225k, sesuai dengan perkiraan pasar tetapi lebih tinggi dibandingkan dengan minggu sebelumnya sebesar 216k.
- Klaim pengangguran berlanjutan AS untuk minggu yang diakhiri tanggal 17 Desember menunjukkan kenaikan menjadi 1.710k, lebih tinggi dibandingkan perkiraan pasar sebesar 1.690k dan lebih tinggi dibandingkan dengan minggu sebelumnya sebesar 1.672k.
- Industrial profit China di bulan November 2022 mencatatkan penurunan sebesar -3,6% YoY, lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar -3% YoY.
- PMI manufaktur China di bulan Desember 2022 mencatatkan 47,0, lebih rendah dibandingkan perkiraan pasar sebesar 47,8 dan bulan sebelumnya 48,0.
- PMI servis China di bulan Desember 2022 mencatatkan 41,5, lebih rendah dibandingkan perkiraan pasar sebesar 45,0 dan bulan sebelumnya 46,7.
Domestic New
- President Joko Widodo resmi mengumumkan menghentikan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
- Kementrian Keuangan menyatakan realisasi dividen dari BUMN sampai dengan Desember 2022 mencapai IDR 40,5tn, melebihi target IDR 36,4tn.
- Pemerintah menargetkan implementasi B35 dimulai bulan Februari 2023. Penjualan biosolar diperkirakan akan mencapai 37.6jt kl (+3% YoY).
- Bank Indonesia memperkirakan current account surplus sebesar USD 2.6bn di tahun 2022, lebih rendah dibandingkan USD 3.5bn di tahun 2021.
Calendar
Januari 2023
Indonesia Equities Net Foreign Flow
Source: Bloomberg, BPAM