13 February 2023
Weekly Market Review (13 Februari 2023) - What happened and What's Next (Apa yang terjadi dan apa selanjutnya)
Market update
- Indeks global ditutup melemah minggu lalu dengan indeks S&P500 dan Dow Jones masing-masing turun -1,1% dan -0,2% WoW. Beberapa hasil laporan keuangan korporasi US mengecewakan terutama untuk sektor teknologi. Selain itu, komentar hawkish dari beberapa anggota the Fed juga menimbulkan kekhawatiran pada investor. Presiden New York John Williams dan Fed Gov. Christopher Wallace mengindikasikan bahwa tingkat suku bunga akan tetap di level yang tinggi untuk sementara waktu agar inflasi bisa diatasi. Dari sisi domestik, IHSG juga ditutup melemah -0,5% WoW mengikuti pergerakan indeks global. Sektor yang mengalami pelemahan terdalam adalah teknologi turun -7,6% WoW. Sementara sektor transportasi dan logistik mengalam penguatan terbesar, naik +2,4% WoW. Berita yang perlu diikuti minggu ini adalah: CPI AS, penjualan ritel AS, produksi industrial AS, PPI AS, klaim pengangguran AS, neraca perdagangan AS dan 7 days RRR BI.
- Rupiah mengalami pelemahan sebesar -1,6% % WoW ke level Rp 15.134, salah satu mata uang EM yang mengalami depresiasi terbesar. Sementara indeks DXY kembali mengalami penguatan sebesar +0,7% WoW ke level 103,6.
- Yield SBN bergerak naik 12-16bps di awal minggu, setelah angka US NFP/unemployment/ISM service berada diatas ekspektasi. Namun, naiknya yield ini dijadikin peluang bagi investor asing untuk masuk ke SBN dan meningkatkan durasi. Per akhir minggu, yield SUN 10 tahun tercatat tutup di level 6,59% (+3bps WoW).
- Berdasarkan data DJPPR per tanggal 9 Feb 2023, total kepemilikan asing untuk SBN mencapai Rp 811,75 triliun atau 15,02%.
- Permintaan SUN pada lelang sukuk hari Selasa tercatat sebesar Rp 26,3 triliun, atau lebih rendah jika dibandingkan dengan pemintaan lelang sebelumnya yang mencapai Rp 28,5triliun. Permintaan terbesar datang dari SPN 6 bulan dengan permintaan sebesar Rp 6,5tn. Pemerintah akhirnya menyerap sebesar Rp 14 triliun, sesuai target awal.
- Yield US Treasury tercatat naik di sepanjang tenor, setelah data tenaga kerja yang masih cukup kuat dan komentar dari the Fed yang terus menganalisa dampaknya terhadap proyeksi inflasi serta kebijakan moneternya. Yield UST 10 tahun ditutup di level 3.74% (+21bps) dan UST 2 tahun ditutup di level 4.50% (+20bps WoW) di akhir minggu.
Global news
- Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran naik 196 ribu, lebih tinggi dibandingkan dengan ekspektasi sebesar 190 ribu dan naik dari bulan sebelumnya sebesar 183 ribu.
- Indeks konsumen sentimen UMich naik ke level 66,4 dari 64,9 di bulan sebelumnya dan lebih tinggi dari ekspektasi pasar di 65,1.
- •CPI tahunan China naik 2,1% di bulan Januari, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya di 1,8% tetapi sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi sebesar 2,2%. Sementara PPI tahunan turun dari -0,7% di Desember menjadi -0,8% di Januari dan lebih buruk daripada ekspektasi sebesar -0,5%.
Domestic New
- PDB Indonesia naik +5,01% YoY di 4Q22, lebih tinggi dari pada angka konsensus di 4,92%. Sehingga PDB Indonesia selama tahun 2022 tumbuh 5,31% YoY. Kenaikan tersebut terutama didorong oleh ekspor dan konsumsi individu.
- Cadangan devisa Indonesia di bulan Januari naik USD 2,2miliar menjadi USD 139,4 milliar. Jumlah tersebut sama dengan 6,1 bulan impor atau 6 bulan impor dan hutang luar pemerintah.
- Survei dari BI menunjukkan adanya perlambatan pada pertumbuhan penjualan ritel di bulan Desember. Indeks ritel naik 0,7% YoY di bulan Desember, lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan di bulan sebelumnya sebear +1,3% YoY. Peningkatan penjualan terbesar datang dari kategori alat-alat informasi dan komunikasi dan perabotan rumah tangga.
Calendar
Februari 2023
Indonesia Equities Net Foreign Flow