• Insight
  • Market Review


05 December 2022

Weekly Market Review (05 Desember 2022) - What happened and What's Next (Apa yang terjadi dan apa selanjutnya)


Market update

  • Indeks global ditutup menguat minggu lalu didorong oleh ekspektasi bahwa Fed akan memperlambat laju kenaikan tingkat suku bunga dan juga ekspektasi reopening negara China. Fed Chair Jerome Powell memberikan indikasi bahwa laju kenaikan tingkat suku bunga bisa melambat di bulan Desember ini. Komentar tersebut menyebabkan treasury yield AS turun dan pasar saham rally. Selain itu, beberapa indikator menunjukkan reopening China dapat dilakukan dalam waktu dekat. China’s National Health Commission mengumumkan akan mempercepat vaksinasi untuk golongan berumur, tindakan yang dinilai krusial untuk reopening. Selain itu, Vice Premier Sun Chunlan juga menyatakan bahwa China akan mengambil langkah baru dalam menghadapi Covid seiring dengan menurunnya pathogenicity dari varian Omicron dan akselerasi pada vaksinasi. Beijing juga berencana untuk memperbolehkan individu yang terkena Covid dan dengan risiko kesehatan yang rendah untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.Namun, sebagian dari penguatan tersebut terhapus saat data non-farm payroll AS yang dirilis di hari Jumat menunjukkan angka yang lebi tinggi daripada ekspektasi (penambahan pekerjaan sebesar 263 ribu di bulan November vs ekspektasi konsensus sebesar 200 ribu). Di sisi domestik, IHSG ditutup agak melemah disebabkan oleh penurunan pada sektor teknologi yang dalam (-10,7% WoW) karena lockup GOTO yang sudah dibuka. Sementara sektor energi mencatat kenaikan terbesar (+4,4% WoW). Berita yang perlu diikuti minggu ini adalah: US factory order, US trade balance, US initial jobless claims, US PPI, CN trade balance, CN CPI, CN PPI and ID foreign reserve.
  • Rupiah menguat sebesar +1,6% WoW ke IDR 15.428, sejalan dengan kinerja mata uang negara EM lainnya. Sebaliknya, DXY melemah sebesar -1,3% WoW ke level 104,5.
  • Pasar SUN ditutup menguat minggu lalu, seiring dengan masuknya aliran dana asing ke pasar obligasi Indonesia. Penurunan imbal hasil sebesar 5-30bps terlihat di obligasi dengan tenor 5-10 tahun. Per akhir minggu, imbal hasil SUN 10 tahun di level 6,81% (-13bps WoW).
  • Permintaan SUN pada lelang sukuk pada hari Selasa tercatat sebesar Rp 9,9 triliun, atau lebih rendah jika dibandingkan dengan pemintaan lelang sebelumnya yang mencapai Rp 11,5 triliun. Permintaan terbesar datang dari PBS29 (tenor 11.4 tahun) dengan total sebesar Rp 2,8 triliun, atau 28,8% dari total permintaan lelang. Pemerintah akhirnya menyerap Rp 7 triliun, sedikit lebih besar dari target awal yang sebesar Rp 5 triliun.
  • Berdasarkan data DJPPR per tanggal 1 Des-22, total kepemilikan asing untuk SBN mencapai Rp 736,24 triliun atau 14,24%.
  • Imbal hasil UST masih melanjutkan tren penurunan, di tengah data tenaga kerja AS yang masih lebih baik dari perkiraan. Jerome Powell juga mengkonfirmasi kemungkinan kenaikan bunga the Fed yang lebih kecil di Fed meeting berikutnya. Per akhir minggu, imbal hasil UST 10 tahun ditutup di level 3,51% (-17bps WoW).


Global news

  • Jumlah orang di AS yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran (initial jobless claim) meningkat sebesar 225.000, lebih rendah daripada ekspektasi pasar di 235.000 dan angka di minggu sebelumnya 241.000.
  • Core PCE index AS di bulan Oktober sebesar 0.2% MoM, lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi konsensus sebesar 0.3% dan angka di bulan sebelumnya di 0.5%.
  • Indeks manufuktur ISM berada di level 49% di bulan November, agak lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi konsensus di 49,8% dan turun dari angka di bulan sebelumnya sebesar 50,2%.
  • Non-farm payroll AS di bulan November menunjukkan pertambahan pekerjaan sebesar 263 ribu, lebih besar dibandingkan dengan angka konsensus 200 ribu tetapi agak menurun dari bulan sebelumnya sebesar 284 ribu. Sementara, rata-rata upah per jam naik 0,6% MoM, lebih tinggi dibandingkan dengan konsesus sebesar 0,3% dan bulan sebelumnya di 0,5%.


Domestic

  • Inflasi tercatat sebesar 0,09% MoM di bulan November, lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi konsensus sebesar 0,17% disebabkan oleh harga pangan yg stabil. Sehingga inflasi tahunan turun dari 5,7% di bulan sebelumnya menjadi 5,4%. Sementar inlfasi inti stabil di level 3,3% YoY.
  • PMI manufuktur Indonesia turun ke level 50,3 di bulan November dari 51,8 di bulan Oktober. Penurunan disebabkan oleh ketidakpastiaan kondisi ekonomi global yang menyebabkan penurunan di permintaan dan produksi.
  • Pemerintah akan meningkatkan anggaran subsidi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) menjadi Rp 450 triliun di tahun 2023. Anggaran tersebut meningkat dari dana KUR dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di tahun 2022 yang hanya Rp 373,17 triliun.


Calendar

Desember 2022


EM Equities Net Foreign Flow


Source: Stock exchanges of India, Indonesia, Korea, Philippines, Taiwan, Thailand, Malaysia, Singapore, Hong Kong and Japan