Global Updates
- Pasar global ditutup menguat pekan lalu, dimana S&P 500 dan Dow Jones masing-masing naik sebesar +1,1% WoW, sementara MSCI Asia ex-Japan menguat sebesar +4,2% WoW. Hal ini terjadi meskipun pemerintahan Amerika Serikat mengalami government shutdown yang dimulai pada hari Kamis setelah para legislator gagal mencapai kesepakatan pendanaan untuk menjaga agar fungsi-fungsi pemerintahan non-esensial tetap berjalan. Dengan tidak adanya laporan ketenagakerjaan dari BLS, pasar berfokus pada data ADP bulan September yang menunjukkan bahwa perekonomian kehilangan 32.000 lapangan pekerjaan. Konsensus pasar sebelumnya memperkirakan ADP akan melaporkan penambahan 51.000 lapangan pekerjaan, sehingga pelemahan tersebut mendukung jalur Fed untuk memangkas suku bunga. Di sisi lain, Austan Goolsbee, Presiden Federal Reserve Chicago, menyampaikan kekhawatirannya terhadap meningkatnya inflasi sektor jasa dan menilai bahwa keterlambatan rilis data CPI bulan September akan menjadi hal problematis.
- Dari segi domestik, IHSG juga ditutup menguat pekan lalu sebesar +0,2% WoW dengan kenaikan tertinggi ditunjukkan oleh sektor basic materials (+5,9% WoW) dan sektor technology (+5% WoW). Sementara itu, sektor yang mengalami pelemahan adalah sektor transportation & logistic (-4,4% WoW) dan sektor healthcare (-1,6% WoW).
- Berita yang perlu diikuti minggu ini adalah: ID FX reserves, ID retail sales.
- Rupiah ditutup menguat sebesar +1,2% WoW pada Jumat lalu ke level Rp16.540/USD, lebih kuat dibandingkan rata-rata kinerja mata uang negara EM lainnya. Sementara itu, indeks DXY bergerak sedikit melemah sebesar -0,4% WoW dan ditutup di level 97,7.
- Pasar SBN ditutup melemah minggu lalu, dengan yield bergerak bull steepening dimana pergerakan yield sepanjang tenor turun sebesar -3 bps hingga -11 bps. Penguatan di pasar obligasi didorong diantaranya likuiditas domestik yang membaik, rilis data trade surplus yang mencapai level tertinggi sejak 3 tahun lalu, dan target lelang yang diturunkan oleh kementrian keuangan (target lelang konvensional dari 27 triliun menjadi 23 triliun). Per 3 Oktober 2025, yield SUN 10 tahun ditutup di level 6,32% (-11 bps WoW).
- Total permintaan yang masuk dalam lelang sukuk tercatat sebesar Rp 38 triliun, atau turun dari sebelumnya yang sebesar Rp 59,7 triliun. Permintaan terbesar datang dari seri PBS03 (1,3 tahun) sebesar Rp 9,2 triliun, PBS038 (24,2 tahun) sebesar Rp 7,9 triliun, dan PBS034 (13,7 tahun) sebesar Rp 7,8 triliun. Pemerintah akhirnya menerbitkan sebesar Rp 7 triliun, lebih rendah dari target Rp10 triliun.
- Berdasarkan data DJPPR per tanggal 2 Oktober 2025, total kepemilikan asing di SBN mencapai Rp 901,03 triliun atau 13,95%.
- Pasar obligasi AS minggu lalu ditutup menguat, dengan pergerakan yield bergerak menurun antara -4 bps hingga -7 bps di sepanjang tenor. Pergerakan ini didorong menurunnya kekhawatiran karena tertundanya rilis data ekonomi pasca government shutdown. Rally ini juga didukung oleh data terakhir yang rilis yaitu melemahnya private payroll dan consumer confidence yang mengindikasikan potensi berlanjutnya pemangkasan suku bunga FFR. Per 3 Oktober 2025, yield UST 10 tahun ditutup di level 4,12% (-6 bps WoW).
Global News
- PMI manufaktur China tercatat sebesar 49,8 di bulan Sep-25, sedikit lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 49,6 dan periode sebelumnya sebesar 49,4.
- PMI non-manufaktur China tercatat sebesar 50 di bulan Sep-25, sedikit lebih rendah dari ekspektasi pasar dan periode sebelumnya sebesar 50,3.
- Caixin manufacturing PMI China tercatat sebesar 51,2 di bulan Sep-25, lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 50,3 dan periode sebelumnya sebesar 50,5.
- Caixin services PMI China tercatat sebesar 52,9 di bulan Sep-25, sedikit lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 52,4 namun sedikit lebih rendah dari periode sebelumnya sebesar 53.
- JOLTS job openings AS tercatat sebesar 7,227 juta pada bulan Agustus 2025, lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 7,190 juta dan periode sebelumnya sebesar 7,208 juta.
- PMI manufaktur AS tercatat sebesar 52 pada bulan Sep-25, sesuai ekspektasi pasar dan lebih rendah dari periode sebelumnya sebesar 53.
- PMI services AS tercatat sebesar 54,2 pada bulan Sep-25, lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 53,9 namun sedikit lebih rendah dari periode sebelumnya sebesar 54,6.
- ADP non-farm employment mencatatkan bahwa perekonomian kehilangan 32 ribu pekerjaan pada bulan Sep-25, dibandingkan dengan ekspektasi pasar akan adanya penambahan pekerjaan sebesar 52 ribu.
Domestic News
- PMI Manufaktur Nikkei Indonesia tercatat sebesar 50,4 pada bulan Sep-25, lebih rendah dari periode sebelumnya sebesar 51,5.
- Inflasi Indonesia tercatat sebesar 2,65% YoY pada bulan Sep-25, lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 2,5% YoY dan periode sebelumnya sebesar 2,31% YoY.
- Inflasi inti Indonesia tercatat sebesar 2,19% YoY pada bulan Sep-25, sedikit lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 2,2% YoY namun sedikit lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar 2,17% YoY.
- Neraca dagang Indonesia tercatat sebesar USD 5,49 miliar pada bulan Agustus, lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar USD 3,99 miliar dan periode sebelumnya sebesar USD 4,18 miliar.
EM Equities Net Foreign Flow

Sumber: Bloomberg, BPAM
Lihat Semua Weekly Market Review