Global Updates
- Pasar global ditutup melemah minggu lalu, dimana S&P500 dan Dow Jones masing-masing turun -1,6% dan -1,2% WoW, sementara itu MSCI Asia ex Japan turun -1,5% WoW. Penurunan saham global terjadi di tengah kekhawatiran mengenai valuasi saham-saham teknologi yang relatif tinggi, investor juga mengkhawatirkan keberlanjutan reli pada saham-saham terkait artificial intelligence.
- Dari segi domestik, IHSG pada Jumat lalu ditutup menguat sebesar +2,8% WoW dengan kinerja terendah terlihat pada sektor Properties & Real Estate yang mengalami penurunan -3,6% dan Consumer Non-Cyclicals yang ditutup melemah -2,3% WoW. Sementara itu, kenaikan tertinggi ditunjukkan oleh sektor Infrastructure (+6,0% WoW) dan Energy (+4,9% WoW).
- Rupiah ditutup melemah tipis sebesar -0,3% WoW pada Jumat lalu ke level Rp16.685/USD, relatif lebih lemah dibandingkan rata-rata kinerja mata uang negara EM lainnya. Sementara itu, indeks DXY bergerak melemah sebesar -0,2% WoW dan ditutup di level 99,6.
- Pasar SBN ditutup melemah minggu lalu, dimana yield bergerak naik dengan kisaran sebesar +5 bps sampai dengan +12 bps. Kenaikan yield terbesar terjadi pada area tenor 7 – 10 tahun sedangkan pada area dengan tenor <1 tahun yield cenderung masih turun. Pergerakan pada pasar obligasi di minggu lalu sejalan dengan pelemahan rupiah ke level Rp16.700/USD dan berlanjutnya aksi jual asing. Per 7 November 2025, yield SUN 10 tahun ditutup di level 6,12% (+8 bps WoW).
- Total permintaan yang masuk dalam lelang konvensional tercatat sebesar Rp 87,5 triliun, menurun dari sebelumnya yang sebesar Rp 117,5 triliun. Permintaan terbesar datang dari seri FR108 (10 tahun) dan FR109 (5 tahun) yang mencatatkan lebih dari 50% dari permintaan. Pemerintah akhirnya menerbitkan Rp 28 triliun, sama seperti penerbitan sebelumnya namun di atas target Rp 23 triliun.
- Berdasarkan data DJPPR per tanggal 4 November 2025, total kepemilikan asing di SBN mencapai Rp 878,4 triliun atau 13,58%.
- Pasar obligasi AS minggu lalu juga ditutup beragam, dengan pergerakan yield tenor >10 tahun naik sebesar +2 bps hingga +5 bps sedangkan yield tenor dibawah 7 tahun bergerak flat. Pasar masih mencerna komentar hawkish Powell di FOMC sebelumnya, di tengah data-data yang belum rilis dikarenakan masih berlanjutnya US shutdown. Per 7 November 2025, yield UST 10 tahun ditutup di level 4,10% (+10 bps WoW).
Global News
- S&P Global US Manufacturing PMI dicatat di level 52,5, lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya di level 52,2, sedangkan Service PMI dicatat di level 54,8, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya di level 55,2.
- Per tanggal 9 November 2025, US government shutdown sudah memasuki 39 hari, menjadikan government shutdown yang paling lama, dan ini menyebabkan delay pada beberapa economic data release di US.
- China Trade balance di catat di sekitar level USD 90.07 Bn, lebih rendah dibandingkan konsensus dan periode sebelumnya di level USD 90.45 Bn .
- China CPI tercatat naik +0,2% YoY, lebih tinggi dibandingkan konsensus dan periode sebelumnya, namun PPI masih di catat -2,1% YoY, walaupun lebih tinggi dibandingkan konsensus.
Domestic News
- Indonesia GDP growth YoY mengalami kenaikkan sebesar 5,04% YoY, lebih rendah dibandingkan level sebelumnya di 5,12%.
- Foreign Reserves Indonesia tercatat di USD 149,9 Bn, lebih tinggi dibandingkan level sebelumnya di USD 148,7 Bn.
- Pemerintah Indonesia telah mulai menyusun RUU mengenai redenominasi rupiah, yang diperkirakan akan selesai pada tahun 2027.
EM Equities Net Foreign Flow
Sumber: Bloomberg, BPAM
Lihat Semua Weekly Market Review