• Ulasan
  • Market Review


09 January 2023

Weekly Market Review (9 Januari 2023) - What happened and What's Next (Apa yang terjadi dan apa selanjutnya)


Market update

  • Indeks global ditutup bangkit minggu lalu dimana indeks S&P 500 dan DJI tercatat meningkat sebesar +1,4%WoW dan +1,5%WoW, sedangkan MSCI Asia-ex Japan juga meningkat sebesar +3,6%WoW. Kenaikan ini didominasi oleh adanya berita China full reopening (pembukaan kembali secara penuh), dimana China mengumumkan niatnya untuk menghapus sebagian besar pembatasan COVID yang ada - terutama perjalanan lintas batas efektif 8 Januari. Pengumuman ini datang lebih cepat dari yang diperkirakan oleh pasar walaupun kebijakan tersebut sementara menimbulkan lonjakan kasus baru. Sementara itu, risalah FOMC (minutes) pada pertemuan Desember, memberikan kejelasan lebih lanjut untuk Ringkasan Proyeksi Ekonomi (Summary Economic Projection) terbaru yang menunjukkan perkiraan inflasi dan tingkat terminal yang lebih tinggi dari perkiraan. Investor percaya bahwa the Fed juga sudah semakin dekat dengan puncak siklus kenaikan suku bunga. Meski begitu, beberapa data AS menunjukan indikasi beragam seperti pelemahan terlihat pada ISM manufaktur dan new order, sedangkan beberapa data tenaga kerja yang terlihat masih cukup kuat. Di sisi lain, IHSG mencatatkan kinerja sebaliknya dengan regional dengan turun sebesar -2,4%WoW. Kinerja terburuk terlihat dari sektor Energy yang turun paling dalam sebesar -7%WoW terutama pasca berita bahwa China memberikan pelonggaran pada batu bara Australia setelah dilarang selama 2 tahun. Sedangkan sektor yang masih pada area hijau adalah sektor Consumer Non-cyclical dan sektor Basic Material yang meningkat berturut sebesar +1,3%WoW dan +0,5%WoW. Berita yang perlu diikuti minggu ini adalah: AS CPI inflasi, initial jobless claim; China PPI, CPI, industrial production, retail sales, 4Q22 GDP
  • Rupiah mengalami pelemahan minggu lalu sebesar 0,4%WoW ke level IDR 15.633 dan termasuk berkinerja buruk jika dibandingkan dengan mata uang EM lainnya. Sebaliknya, DXY menunjukkan penguatan sebesar 0,3% WoW ke level 103,87.
  • Pasar SUN ditutup menguat pada minggu lalu, sejalan dengan turunnya US treasury yield. Yield bergerak turun sekitar 3bps di sepanjang tenor, terutama di tenor menengah dan panjang. Per akhir minggu, SUN 10 tahun tercatat tutup 6,95%
  • Berdasarkan data DJPPR per tanggal 3 Jan 2023, total kepemilikan asing untuk SBN mencapai IDR764,74 triliun atau 14,40%.
  • Permintaan SUN pada lelang konvensional hari Selasa tercatat sebesar IDR 28,3 triliun, atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan pemintaan lelang sebelumnya yang mencapai IDR27,7 triliun. Permintaan terbesar datang dari tenor 10 tahun yaitu sebesar IDR 9,5 triliun atau 33,5% dari total permintaan. Pemerintah akhirnya menyerap sebesar IDR 19,2 triliun atau sedikit dibawah target IDR 23 triliun.
  • Yield UST bergerak turun setelah data wage growth yang tumbuh dibawah ekspektasi, mensinyalkan bahwa the Fed sudah on-track untuk tidak lagi agresif menaikkan suku bunga acuannya. Per akhir minggu, yield UST 10 tahun ditutup di level 3,55% (-24bps WoW).


Global news

  • Perekonomian AS menambahkan 223k pekerjaan (Non-Farm Payroll), mengalahkan ekspektasi pasar 205k, namun dibawah dari periode sebelumnya yang penambahannya direvisi menjadi 256k. Kenaikan pekerjaan yang paling terlihat yaitu pada rekreasi dan perhotelan, perawatan kesehatan, konstruksi, dan bantuan sosial.
  • Tingkat pengangguran (unemployment rate) di AS turun menjadi 3,5% pada Des-22, turun di bawah ekspektasi pasar yaitu 3,7% dan periode sebelumnya yang direvisi menjadi 3,6%. Meski begitu, hal ini juga dipengaruhi oleh jumlah tenaga kerja yang naik sebesar 717 ribu menjadi 159,2 juta sedangkan jumlah pengangguran turun 278 ribu menjadi 5,72 juta.
  • Penghasilan per jam rata-rata (average hourly earning) meningkat sebesar 4,6%yoy, tapi melambat kenaikannya dari periode sebelumnya 4,8%yoy, dan di bawah perkiraan pasar sebesar 5,0%yoy. Angka ini merupakan peningkatan terkecil sejak Agustus 2021.
  • Klaim pengangguran baru (initial jobless claim) AS menunjukkan kenaikan sebesar 204k, di bawah perkiraan pasar sebesar 225k dan lebih rendah dari sebelumnya yang direvisi menjadi 223k. Angka ini merupakan tingkat terendah sejak akhir September, menunjukkan pasar tenaga kerja tetap ketat.
  • Jumlah lowongan (JOLTS job opening) pekerjaan AS sedikit menurun menjadi 10,46 juta, di bawah dengan ekspektasi pasar sebesar 10,5 juta dan periode sebelumnya yaitu 10,51 juta. Lowongan yang turun terlihat pada sektor keuangan, asuransi, dan pemerintah federal sedangkan terlihat meningkat pada layanan professional dan manufaktur non-durable goods (barang tidak tahal lama).


Domestic New

  • Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Des-22 mencapai USD137,2 miliar meningkat dari Nov-22 sebesar USD134,0 miliar yang dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, serta penarikan pinjaman pemerintah. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan 5,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah (di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor)
  • Berdasarkan BPS, tingkat inflasi tahunan Indonesia naik tipis menjadi 5,51%yoy pada Des-22 dari 5,42%yoy di Nov-22, dan di atas konsensus pasar sebesar 5,39%yoy. Bagaimanapun, BPS menyebutkan selalu terjadi kenaikan tingkat inflasi pada akhir tahun. Kelompok pengeluaran yang memberikan sumbangan inflasi paling dominan adalah Makanan, Minuman, dan Tembakau; Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga; dan Transportasi.
  • Survei Konsumen Bank Indonesia pada Des-22 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Des- 22 sebesar 119,9, lebih tinggi dibandingkan 119,1 pada Nov-22 (area optimisme yaitu dengan IKK>100). Hal ini juga didorong oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) yang juga tercatat meningkat.

Calendar

Januari 2023


EM Equities Net Foreign Flow


Source: Stock exchanges of India, Indonesia, Korea, Philippines, Taiwan, Thailand, Malaysia, Singapore, Hong Kong and Japan